Selasa, 05 September 2017

Kesenian Tayub Tuban



Related image
Tayub, Mendengar budaya jawa yang satu ini mungkin stigma kita adalah ke sesuatu budaya yang negativ, namun disisi lain budaya jawa yang satu ini sangatlah populer di kalangan masyarakat terutama di kalangan masyarakat menengah kebawah di seantero pelosok Kabupaten Tuban Jawa Timur, dan tidak di pungkiri lagi bahwa Kecamatan Kerek adalah sebagia pusat budaya tayub di kabupaten yang pernah di pimpin oleh Ronggolawe tersebut. Kesenian yang notabena sudah mulai terkikis oleh kebudayaan modern ini sampai saat ini masih tetap bisa bertahan dan bersaing dengan budaya - budaya anak muda sekarang.sekilas kalau kita menilik budaya tayub memang terbilang kuno, karena budaya yang satu ini masih kental dengan nuansa nuansa jawa kuno, mulai dari gaya busana dari para pemeran seni tersebut maupun peralatan musik yang di usung pun juga masih terbilang khas, namun seiring dengan perkembangan jaman tak jarang juga yang sudah memadukan unsur modern seperti Drum dalam musik tayub.

Kesenian Tayub di era modern tidak lepas dari beberapa unsur yang bisa membuat kesenian ini semakin di gandrungi oleh pecintanya. Tokoh utama dalam kesenian langen tayub adalah Waranggono dan Nayogo namun saat ini kesenian Tayub juga di meriahkan dengan Wirosworo ( Backing Vocal ) untuk menghidupkan suasana di saat Waranggono melantunkan gending - gending jawa, Pramugari ( Landang ) bertugas untuk mengatur para Pengibing (penjoget tayub) agar para pengibing tidak berebutan turun ke gelanggang tayub. Kalau Anda penasaran dengan tradisi tayub di Tuban anda silahkan berkunjung ke kota kami untuk melihat secara langsung prosesi tayub modern di bumi Ronggolawe. Berikut kami sajikan gambaran singkat dan urut - urutan proses pagelaran TayubTuban : 1. Pambuko (Pembukaan) Sebelum pementasan kesenian tayub di mulai biasanya Pramugari ( Landang) memberikan informasi kepada para pengunjung dan juga para tamu yang hadir di arena tayub tersebut, tentang acara yang di gelar tersebut dalam rangka apa, terus siapa Waranggononya, kerawitan yang mengiringinya serta segala hal yang menyangkut sukses terselenggaranya pagelaran tayub tersebut, disini Pramugari punya peran ganda sebagai pengendali dan pengatur jalanya acara serta sebagai MC. 2. Tari Gambyong
Ini adalah awal di mulainya pagelaran langen tayub, dengan di awali tari Gambyong yang menggambarkan sambutan selamat datang kepada para tamu terutama para pecinta kesenian langen tayub. 3. Gedok / Repen Tuan Rumah

Setelah Tari Gambyong usai maka tuan rumah atau yang punya hajat maju ke depan pentas kemudian duduk di apit oleh para waranggono istilah jawanya " direpeni" ini adalah bentuk penghormatan kepada pihak tuan rumah yang menyelenggarakan acara langen tayub tersebut. setelah Gedok Repen selesai maka tuan rumah mempersiapkanamplob berisi uang saweran yang di berikan ke masing - masing waranggono. kemudian setelah memberikan uang saweran sang tuan rumah kemudian ngibing dengan irama yang halus mendayu dayu. biasanya tuan rumah request gending Sri Rejekidan berharap kelak setelah selesai punya hajatan maka rejekinya akan berlimpah ruah. 4. Gedok / Repen Kemanten Dalam seni tayub kemanten yang di agungkan dalam acara tersebut baik kemanten untuk pernikahan ataupun kemanten khitanan  juga di beri penghormatan sama seperti tuan rumah di repeni dan di persilahkan untuk ngibing (menari). biasanya untuk kemanten pernikahanakan memilih gending- gending yang bernuansakan setia terhadap pasanganya seperti Setyo Tuhu, Ketemu Jodone, Sampai Intai dan lain sebagainya. tapi kalau kemanten khitanan biasanya jarang sekali yang bersangkutan turun sendiri untuk ngibing karena mungkin saja masih takut karena masih di usia dini. 5. Gedok / Repen Pamong (Perangkat Desa) Begitu juga dengan Repen pamong ini sama halnya dengan repen tuan rumah atau repen kemanten, ini adalah betuk penghormatan kepada pihak pemerintah dalam suatu tempat tersebut namun biasanya  Kepa;a Desa atau yang mewakili memilih gending dengan tema perjuangan atau kerukunan seperti Ibu Pertiwiatau Ronggolawe . 6. Sampur Tamu
Setelah tuan rumah,kemanten dan perangkat desa selesai ngibing (Menari) maka tibalah saatnya sampur atau selendang di bagikan kepada para tamu dan pecinta tayub. ini adalah tugas terberat bagi landang karena disii seorang landang harus jeli untuk membagikan sampurnya karena para pengibing yang kebanyakan terpengaruh dengan alkohol akan merasa tidak terima bila terlalu lama menunggu giliran untuk ngibing. serta landang lah yang berperan aktif untuk mengatur berapa jumlah pengibing yang akan turun di arena pangibingan. serat mengatur jarak antara pengibing yang satunya denga yang lainya agar tidak terjadi gesekan fisik. biasanya para pengibing akan meminta kepada waranggono gending gending yang baru atau lgi trend saat ini seperti  Nyidam Pentol, Prawan Kalimantandan lain sebagainya walau ada pula yang senang dengan gending gending baku seperti Pangkur IromoGambir Sawit dll 7. PamungkasSetelah berjam - jam pementasan tibalah saatnya untuk mengahiri serangkaian acara pagelaran langen tayub biasanya untuk gending terahir waranggono menyanyikan tembang Pamungkas yang intinya memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah melaksanakan pementasan serta berharap negara kita indonesia tetap jaya selamanya Demikian tadi rentetan prosesi pagelaran langen tayub khususnya tayub tuban kita semua berharap agar budaya jawa yang kita cintai ini tidaklah musnah dan selalu ada regenerasi baru untuk perkembangan tayub di bumi Ronggolawe kita tercinta ini.

Kesenian Sandur Tuban

Related image

Seni sebagai identitas daerah maksudnya seni yang berkembang dikalangan masyarakat daerah tertentu. Biasanya seni ini disebut seni tradisional, seni traditional adalah seni yang turun-temurun, yang mempunyai unsur-unsur kepercayaan dan interpretasi tradisi masyarakatnya, umumnya itu menjadi ciri khas dari kesenian tradisional.

Seperti yang diungkapkan Kasim di buku Teater Rakyat di Indonesia, Analisis Kebudayaan, mengatakan bahwa kesenian tradisional adalah suatu bentuk seni yang bersumber dan berakar serta telah dirasakan sebagai milik sendiri oleh masyarakat lingkungannya. Bentuk teater tradisional adalah teater yang berwujud sederhana, spontan, menyatu dengan kehidupan masyarakat dan diwariskan dari generasi ke generasi dalam jangka waktu yang panjang.

Kesenian tradisional yang berkembang di masyarakat merupakan bagian dari gagasan atau ide sebuah kelompok masyarakat yang dikemas secara artistik dan mengandung nilai-nilai yang berkembang dalam masyarakat tersebut. Kesenian tradisional ini perlu dijaga dan dilestarikan.

Menurut Soedarsono bahwa bentuk kesenian tradisional pada umumnya adalah sederhana dan mengandung nuansa sacral. Hal itu tampak pada kostum, property yang digunakan, dan fungsinya sebagai sarana ritual. Seperti dalam pertunjukan sandur ini memiliki sifat yang sederhana dan bernuansa sakral pada adegan jaranan. Berbentuk sederhana sebab pertunjukan ini hanya dilakukan di tanah lapang dan hanya memakai lampu penerangan dari obor, berbentuk sacral jika dilihat pada adegan jaranan seorang pemain anak laki-laki seperti kerasukan atau sudah trans.

Di era globalisasi seperti saat ini masuknya budaya asing tidak dapat dihindari. Masuknya budaya asing tersebut tentunya menimbulkan dampak yang berupa benturan dengan budaya tradisional. Dengan adanya budaya asing tidak mungkin budaya lokal akan bertahan lama. Sebab dari itu, disini saya akan mengangkat tentang kesenian sandur yang berada di Tuban.

Salah satu kesenian tradisional masyarakat Tuban yang sudah jarang ditemui ini termasuk seni pertunjukan dramatari, pertunjukan yang ada gerak tari dan teater. Arti kata sandur ini memiliki beberapa artian yaitu kata san yang berarti selesai panen(isan) dan dhur yang berarti ngedhur, dari sumber lain mengatakan bahwa sandur berasal dari bahasa Belanda yaitu soon yang artinya anak-anak dan doo yang berarti meneruskan. Sumber lain lagi menyebutkan bahwa sandur yang terdiri dari berbagai cerita tersebut dengan sandiwara ngedur, artinya kesenian itu terjadi karena berisi tentang berbagai macam cerita yang tak akan habis sampai pagi.

Kesenian sandur ini tumbuh dan berkembang sebagai aktivitas social budaya masyarakat agraris, yakni masyarakat yang hidup dengan pola dan sistem pertanian sebagai sumber kehidupan mereka. Seperti yang diungkapkan Plato misalnya mengaitkan potensi ini dengan fenomena alam sebagai sesuatu yang terberi bagi manusia. Seni adalah kegiatan estetik berdasarkan segala unsur yang ada di dalam alam. Menurut buku Sisi Indah Kehidupan Pemikiran Seni dan Kritik Teater milik Tommy F Awuy yang artinya, seni adalah sebuah wujud peniruan (mimesis, copy).

Jadi kesenian sandur memiliki peniruan gerak masyarakat agraris. Hal ini dapat dilihat dari bentuk pertunjukan dan isi cerita yang bertema tentang aktivitas pertanian seperti membajak sawah, menanam, dan memanen.


Adanya kesenian yang bernuansa tradisional seperti sandur sekarang ini sangat kurang diminati bagi generasi muda untuk melihat, mendengar maupun langsung mempelajari kesenian sandur ini. Terbukti bahwa di Tuban hanya ada satu pegiat kesenian sandur ini yaitu Ronggo Budoyo pimpinan Bapak Syakrun dari desa Randu Pokak Kecamatan Semanding kabupaten Tuban.

Dari adanya hanya ada satu Ronggo Budoyo ini menunjukan bahwa pertunjukan sandur ini sudah langka dijumpai di daerah Tuban, yang biasanya pertunjukan sandur ini dipertontonkan pada hari jadi Tuban, tapi sekarang sudah tidak ada lagi rangkaian acara hari jadi Tuban yang diisi hiburan pertunjukan sandur.





Budaya Seni Tongklek Tuban

Tongklek adalah tradisi membangunkan warga untuk mempersiapkan makan sahur saat bulan ramadhan dengan suara kentongan dari bambu. Biasanya warga melakukan dengan cara bergerombol, ramai-ramai keliling kampung, secara bersama-sama mereka memukul alat tradisional kentongan sehingga muncul suara Tong dan Klek. Konon budaya ini ada sejak zaman Walisongo, dan hingga saat ini upaya untuk melestarikannya pun masih kuat.

Tradisi bagian dari warisan budaya juga diartikan sebagai warisan akan nilai luhur, sehingga melestarikannya adalah melestarikan warisan luhur juga. Sebagai bagian dari warisan budaya, berbagai macam cara upaya untuk melestarikannya dimaknai sebagai kewajiban.
Di zaman moderen seperti sekarang ini, banyak seperangkat alat moderen yang menunjang seperti (Alarm HP, Jam Briker, dll) yang dapat dipakai untuk mengatur jadwal bangun setiap orang sesuai dengan keinginan masing-masing, disini secara subtansi tongklek sudah tergantikan, dan justru lebih efektif.

Dari hal tersebut kami ingin melestarikan kesenian asli daerah kami yaitu kota Tuban, Jawa Timur. Kami juga telah beruaha melestarikan kesenian tongklek dengan mendirikan group tongklek yang bernama Prau Layar. Sekarang banyak sekali orang-orang yang membuat group tongklek, dan ada juga yang sudah memiliki paguyuban.

Kesenian musik tongklek, masih banyak menggunakan alat musik tradisional, contohnya gambang, gong, bonang, kentongan, dan lain-lain. Musik tongklek juga ada yang dikombinasi dengan alat modern, contohnya keyboard, trio/quatro.

Salah satu upaya untuk melestarikannya sering digelar berbagai macam lomba ataupun festival yang diadakan ditingkat desa, kecamatan, dan kabupaten. Kegiatan ini diadakan dari berbagai kalangan dari dewasa, muda, sampai anak-anak. Tongklek juga biasanya digunakan untuk memeriahkan berbagai macam acara diantaranya: resepsi pernikahan, acara walimatul khitan. Juga group tongklek kami sering dipakai untuk mengisi praacara dalam rangka pengajian umum, karena syair-syair yang dilantunkan bernafaskan islam.
Related image

Kesenian Tayub Tuban

Tayub , Mendengar budaya jawa yang satu ini mungkin stigma kita adalah ke sesuatu budaya yang negativ, namun disisi lain budaya jawa ya...